Pelatih PSIM Kaget Atmosfer GBK, Bandingkan Besiktas dan Feyenoord
Beritadunia.id – Pelatih PSIM Yogyakarta, Jean-Paul van Gastel, mengaku sangat terkesan dengan suasana saat timnya menghadapi Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jumat (28/11/2025). Baginya, atmosfer di stadion legendaris Indonesia itu tak kalah dari stadion-stadion besar di Eropa yang pernah ia kenal.
Sebagai pelatih asal Belanda yang sempat berkarier di klub-klub Eropa top, Van Gastel pernah bekerja di klub dengan basis suporter fanatik, seperti Besiktas (Turki) dan Feyenoord (Belanda). Pengalaman itu memberinya perspektif unik ketika menilai suasana di GBK malam itu.
“Saya menikmati laga ini — stadion dengan banyak fans. Suasana luar biasa,” ujar Van Gastel dalam konferensi pers usai pertandingan.
“Jika suporter bisa menciptakan atmosfer seperti ini, itu adalah lingkungan yang menyenangkan untuk bermain dan melatih,” tambahnya.
Suporter & Atmosfer: GBK “Berkelas Eropa”
Pertandingan antara Persija dan PSIM pada pekan ke-14 BRI Super League 2025/2026 diwarnai pecahnya rekor penonton musim ini. Lebih dari 56.000 penonton memenuhi tribun GBK — menjadikannya laga dengan kehadiran penonton terbanyak sejauh ini.
Suporter tuan rumah, The Jakmania, memberikan sambutan spesial — tifo masif dan koreografi memenuhi tribun utara dan selatan yang menambah semangat pertandingan.
Van Gastel turut memberi apresiasi terhadap kedatangan suporter dari luar kota — termasuk pendukung dari Yogyakarta — yang menurutnya memberi energi dan semangat bagi tim meski berstatus sebagai tim tamu.
Ia bahkan menyatakan bahwa atmosfer seperti di GBK membuatnya “nyaman” untuk melatih — musik suporter, tekanan di lapangan, hingga intensitas suasana tak kalah dari stadion Eropa besar yang dulu pernah ia singgahi.
Kekalahan PSIM — Tapi Pujian untuk Sikap Tim
Meski terpesona suasana, debut Van Gastel malam itu harus dibayar mahal. PSIM kalah 0–2 dari Persija — hasil yang membuat mereka gagal meraih poin penting dan tetap bertahan di posisi keempat klasemen sementara.
Gol Persija dicetak oleh Maxwell Souza (menit ke-77) dan Allano (menit 90+5), menutup laga dengan kemenangan bagi tuan rumah dalam perayaan ulang tahun klub ke-97.
Van Gastel mengakui bahwa Persija memang layak menang. Ia menilai meskipun timnya tidak tampil buruk, mereka kurang konsisten terutama di babak pertama, sehingga gagal menahan tekanan lawan.
Namun, ia juga menyampaikan rasa bangganya terhadap perjuangan tim. Baginya, hasil bukanlah segalanya — semangat, usaha, dan profesionalisme tim di tengah tekanan besar dari suporter lawan menjadi nilai penting.
Implikasi & Tantangan ke Depan
Kagumnya Van Gastel terhadap atmosfer GBK menunjukkan bahwa stadion dan suporter di Indonesia — dalam hal fanatisme dan antusiasme — kini bisa disejajarkan dengan klub Eropa besar. Ini menjadi sinyal positif bahwa kompetisi lokal semakin dinamis dari sisi mentalitas pertandingan dan pengalaman stadion.
Namun di sisi lain, pertandingan seperti ini juga menuntut kesiapan tim: dari segi fisik, mental, dan taktik — terutama bagi tim tamu — agar bisa tampil konsisten dewasa tekanan besar.
Bagi PSIM, kekalahan malam itu adalah pelajaran penting: mereka tahu bahwa selain taktik dan permainan, memahami atmosfer dan tekanan suporter adalah bagian dari kesiapan tim. Pelatih seperti Van Gastel, dengan pengalaman Eropa, bisa membantu memupuk mentalitas ini — terutama di laga-laga besar ke depan.
Sedangkan bagi penyelenggara kompetisi dan klub, hasil ini menunjukkan bahwa kehadiran suporter secara besar-besaran bisa memberi nilai lebih — dari atmosfer pertandingan, pemasukan, sampai pengalaman tim. Namun perlu juga dijaga keamanan dan kenyamanan, agar semangat suporter tak sampai jadi beban bagi pemain.
Penutup
Pertandingan Persija vs PSIM di GBK, Jumat (28/11), meski berakhir kekalahan untuk tim tamu, memberikan momen penting bagi sepak bola Indonesia — terutama dalam hal suasana stadion, pengalaman pemain, dan standar kompetisi.
Kagumnya Van Gastel terhadap atmosfer di GBK adalah validasi bahwa dengan suporter tepat, stadion besar, dan persiapan matang, kualitas kompetisi domestik bisa mendekati pengalaman Eropa. Tapi, agar potensi tersebut maksimal — hasil dan performa tetap harus dibangun konsisten.
PSIM dan tim lain bisa mengambil pelajaran dari laga ini: bahwa permainan di stadion besar tak hanya soal teknik sepak bola, tetapi juga soal mental, keberanian, dan adaptasi terhadap tekanan. Dan bagi penggemar, ini bukti bahwa dukungan mereka punya arti besar — bukan hanya untuk tim, tetapi untuk kemajuan sepak bola nasional.

