Berita ViralBlogOlahragaPolitik

Kamboja Mundur dari SEA Games 2025 Buntut Perang dengan Thailand


Beritadunia.id – Negara Kamboja memutuskan menarik seluruh delegasinya dari SEA Games 2025 di Thailand. Pengumuman resmi disampaikan oleh National Olympic Committee of Cambodia (NOCC) pada Rabu pagi waktu Indonesia.
Keputusan ini diambil karena “kekhawatiran serius” terhadap keselamatan para atlet serta permintaan dari keluarga atlet.

Meskipun sejumlah atlet Kamboja sempat hadir dan ikut parade pada upacara pembukaan SEA Games 2025 — yang baru dibuka pada 9 Desember 2025 — penarikan seluruh kontingen dilakukan kurang dari 24 jam kemudian.
Setelah mundur, NOCC berjanji akan segera mengatur kepulangan para atlet ke Kamboja.


Dari Cabor Terbatas Hingga Mundur Total

Sebelumnya, sejak akhir November 2025, Kamboja sudah lebih dulu menyatakan mundur dari delapan cabang olahraga (cabor): judo, karate, pencak silat, petanque, gulat, wushu, serta sepak bola dan sepak takraw.
Dengan keputusan itu, proyeksi awal partisipasi Kamboja menyusut dari 21 cabang olahraga ke hanya 13 cabor.

Namun keputusan mundur total menunjukkan eskalasi keputusan jauh lebih besar — bukan hanya menarik diri dari sebagian cabor, tapi menolak berpartisipasi sama sekali di seluruh ajang. Hal ini menunjukkan bahwa alasan yang disampaikan lebih mendesak: kekhawatiran terhadap keselamatan dan keamanan.


Latar Belakang: Memanasnya Konflik Perbatasan Kamboja–Thailand

Alasan utama penarikan kontingen Kamboja dari SEA Games 2025 adalah meningkatnya ketegangan dan konflik militer antara Kamboja dan Thailand.
Menurut pernyataan dari NOCC, keputusan tersebut dibuat dengan “berat hati” setelah mempertimbangkan permintaan keluarga atlet dan meningkatnya risiko keamanan.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik geopolitik dan militer bisa berdampak langsung pada dunia olahraga — termasuk mempengaruhi partisipasi tim nasional di ajang besar seperti SEA Games.


Implikasi bagi SEA Games & Dunia Olahraga Regional

  • Perubahan jadwal dan struktur kompetisi: Mundurnya satu kontingen besar seperti Kamboja dapat memaksa panitia SEA Games melakukan penyesuaian, terutama di cabor tim atau beregu seperti sepak bola atau takraw. Sebagai contoh, grup sepak bola putra pada SEA Games 2025 akan berubah setelah mundurnya Kamboja.
  • Kekhawatiran keamanan menghambat partisipasi atlet: Keputusan ini menunjukkan bahwa pertimbangan keamanan dan keselamatan atlet menjadi prioritas di tengah ketidakstabilan politik/perbatasan.
  • Pesan tegas tentang dampak konflik terhadap olahraga: SEA Games, yang digagas sebagai ajang persatuan dan persahabatan regional Asia Tenggara, kini dihadapkan pada realitas konflik geopolitik. Ini menjadi peringatan bahwa stabilitas dan keamanan regional krusial agar olahraga dapat berjalan dengan semestinya.
  • Potensi ketegangan diplomasi olahraga: Negara penyelenggara (Thailand) dan negara yang mengundurkan diri (Kamboja) akan mendapat sorotan atas keputusan ini — meskipun Kamboja menyatakan bahwa mundur demi keselamatan — ini tetap bisa mempengaruhi hubungan diplomatik dan persepsi publik terhadap penyelenggaraan ajang internasional.

Penutup

Keputusan Kamboja mundur dari SEA Games 2025 adalah langkah dramatis yang menunjukkan betapa konflik di luar ranah olahraga — dalam hal ini konflik perbatasan dan keamanan — dapat merembet dan mengguncang dunia olahraga. Bagi atlet yang sudah mempersiapkan fisik dan mental untuk bertanding, keputusan ini pastinya mengecewakan. Namun dari sisi keamanan dan keselamatan, keputusan ini dipandang sebagai langkah yang wajib diambil.

Situasi ini menegaskan bahwa dalam penyelenggaraan acara olahraga internasional, faktor keamanan dan stabilitas politik tetap menjadi pondasi penting — bahkan di atas semangat kompetisi dan persahabatan antarbangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *