ArtisBerita ViralBlog

Seloroh Epy Kusnandar saat Syuting Sebelum Meninggal: Ini Scene Terakhir Gue!

Beritadunia.id — Dunia hiburan Indonesia berduka mendalam atas kepergian aktor senior Epy Kusnandar pada Rabu, 3 Desember 2025. Kabar duka itu disampaikan melalui unggahan sang istri. Namun di balik kesedihan itu, tersimpan kenangan menyentuh dari momen terakhirnya di lokasi syuting — salah satunya disampaikan oleh sahabat dekatnya.

Sahabat Epy, komedian Opie Kumis, mengenang bagaimana almarhum, saat berada di lokasi syuting di Sukabumi, tiba-tiba berteriak:

Teriakan itu, menurut Opie, terasa seperti isyarat perpisahan — sesuatu yang kini terasa makin berat setelah Epy benar-benar meninggal. Setelah adegan itu, Epy dikenal sebagai sosok yang hangat, tidak pelit ilmu, dan tetap profesional meskipun kondisi kesehatannya pernah diprediksi sangat berat.

📌 Perjalanan & Kondisi Kesehatan Sebelumnya

Epy Kusnandar, dikenal luas lewat perannya sebagai “Kang Mus” dalam sinetron populer Preman Pensiun, sempat mendapat prediksi suram: sekitar tahun 2010 dokter sempat mengatakan bahwa hidupnya tinggal hitungan bulan karena tumor otak. Namun Epy melewati semuanya dan sempat bertahan sejak itu.

Di berbagai kesempatan, Epy kerap menyebut bahwa setiap hari tambahan adalah berkah. Bahkan dalam satu wawancara, ia berseloroh “61, aku harus pergi” — ucapan yang kini terasa tragis setelah usia 61 tahun menjadi kenyataan kepergiannya.

🙏 Reaksi & Perasaan Rekan-Rekan; Warisan yang Tinggal

Opie Kumis, di tengah kesedihan dan pelayat di rumah duka, menyampaikan bahwa kenangan bersama Epy sangat berarti — terutama sikap Epy yang royal, ramah, dan tidak pelit berbagi pengalaman ke rekan-rekan.

Peristiwa “scene terakhir” yang dikenang Opie menjadi sorotan banyak pegiat industri hiburan, sebagai bentuk penghormatan atas ketulusan dan semangat Epy. Di tengah kesedihan, ucapan dan kenangan itu memberi nuansa haru dan refleksi bagi banyak orang.

Meski kepergian Epy menyisakan duka mendalam, warisan karya-nya — baik dari film, sinetron, maupun interaksi dengan sesama artis — dipastikan akan selalu dikenang.

📝 Kesimpulan & Refleksi: Hidup, Seni, dan Warisan Kenangan

Momen ketika Epy — dengan suara lantang — berkata “ini scene terakhir gue!” kini terasa seperti firasat. Perpisahan itu bukan direncanakan, tapi dalam retrospect memperlihatkan betapa rapuhnya hidup dan betapa bermaknanya hari-hari yang dijalani.

Bagi para penggemar, rekan seprofesi, dan generasi pelakon berikutnya, cerita ini menjadi pengingat: bahwa karier, persahabatan, dan integritas adalah hal mulia — dan setiap adegan kehidupan bisa berarti lebih dari sekadar “panggung”.

Semoga keikhlasan dan kebaikan Epy — yang terus dikenang lewat tawa, akting, dan persahabatan — menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *