Gaming

6,1 Juta Data Pengguna Game Buatan Netmarble Bocor Akibat Diretas

Beritadunia.id – Perusahaan game asal Korea Selatan, Netmarble, pada hari Kamis (27 November 2025) mengumumkan bahwa data milik sekitar 6,1 juta pengguna dan sejumlah karyawan telah terekspos akibat upaya peretasan eksternal.

Menurut pernyataan resmi dari Netmarble, insiden terjadi pada 22 November 2025, di mana sistem layanan game PC mereka diserang oleh aktor tidak dikenal.

Perusahaan menyampaikan permohonan maaf atas kebocoran ini dan menegaskan bahwa mereka sedang melakukan investigasi menyeluruh serta memperkuat sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.


Bocoran data yang diumumkan mencakup berbagai jenis informasi, antara lain:

  • Nama pelanggan
  • Tanggal lahir pengguna
  • Kata sandi (dalam bentuk terenkripsi)
  • Untuk pemilik warnet afiliasi sebelum 2015: nama dan alamat email
  • Untuk karyawan (aktif maupun pensiun): nama, alamat email, dan nomor telepon

Netmarble memastikan bahwa informasi yang sangat sensitif — seperti nomor identifikasi pribadi (misalnya NIK atau data identitas resmi) — tidak termasuk dalam data yang bocor.


Dalam pengumumannya, Netmarble menyatakan bahwa mereka telah mengonfirmasi kebocoran dan langsung memulai serangkaian tindakan mitigasi, termasuk pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh sistem internal.

Perusahaan berjanji akan meningkatkan lapisan keamanan — baik teknis maupun prosedural — dan melakukan audit keamanan menyeluruh, guna mencegah insiden serupa terulang.

Selain itu, Netmarble juga menekankan bahwa mereka akan memberi tahu pengguna terkait potensi risiko, agar pengguna bisa mengambil langkah pencegahan seperti mengganti kata sandi dan mengaktifkan fitur keamanan tambahan jika tersedia. (meskipun informasi ini tidak secara eksplisit disebut di semua laporan, merupakan praktik standar dalam respons kebocoran data)


Kebocoran data pengguna dan karyawan dalam skala besar seperti ini membawa sejumlah risiko nyata:

  • Informasi seperti nama, tanggal lahir, email, dan nomor telepon — meskipun tidak termasuk data identitas resmi — dapat dipakai sebagai “pintu masuk” untuk serangan phishing, penipuan, atau penyalahgunaan akun.
  • Kata sandi terenkripsi yang bocor — tergantung pada kekuatan enkripsi dan apakah telah dienkripsi ulang dengan salt vs hash — bisa lebih rentan terhadap serangan jika enkripsi lemah atau password pengguna sederhana.
  • Data pemilik warnet dan karyawan: kebocoran alamat email dan nomor telepon bisa meningkatkan risiko terhadap penyalahgunaan data, spam, atau penipuan.
  • Kepercayaan pemain terhadap platform game bisa terganggu — reputasi Netmarble bisa terdampak, dan pemain bisa memilih untuk berhati-hati atau bahkan beralih ke layanan lain.

Kebocoran data bukan hanya masalah satu perusahaan — tren global menunjukkan bahwa layanan digital, termasuk game online, rentan terhadap serangan siber.

Sebuah laporan tahun 2025 menyoroti bahwa banyak pengguna game dan aplikasi online masih mengabaikan praktik keamanan dasar — seperti menggunakan kata sandi unik dan autentikasi dua faktor — padahal risiko pencurian data dan penyalahgunaan akun sangat nyata.

Kasus Netmarble menjadi alarm bagi semua platform layanan digital dan game: pentingnya keamanan data, transparansi, dan perlindungan pengguna harus menjadi prioritas utama.


Bagi pengguna atau pemain game — terutama mereka yang bermain di platform besar seperti Netmarble — berikut beberapa langkah pencegahan yang sebaiknya dilakukan pasca-insiden:

  1. Ganti kata sandi akun, terutama jika pernah menggunakan password yang sama di banyak layanan.
  2. Gunakan kombinasi kata sandi kuat, berbeda per akun, dan aktifkan keamanan tambahan (misalnya autentikasi dua faktor), jika tersedia.
  3. Waspadai email atau telepon mencurigakan — terutama yang mengaku dari layanan game, menanyakan data pribadi, atau menawarkan “reset akun”.
  4. Pantau aktivitas akun: cek histori login, perubahan profil, dan aktivitas transaksi yang tidak dikenal.
  5. Hindari menggunakan data sensitif secara sembarangan saat mendaftar layanan game atau layanan daring — gunakan email khusus, hindari menyimpan nomor telepon utama jika bisa.

Kasus ini menggarisbawahi sejumlah pelajaran penting bagi industri game dan layanan digital secara umum:

  • Penyedia layanan harus memastikan standar keamanan tinggi — tidak cukup hanya reputasi, tetapi proteksi data dan audit keamanan secara berkala sangat penting.
  • Regulasi dan kebijakan perlindungan data — baik internal perusahaan maupun regulasi eksternal — perlu terus diperkuat agar meminimalkan risiko kebocoran besar.
  • Edukasi pengguna menjadi krusial: pemain dan pengguna layanan digital perlu sadar akan risiko, dan disiplin menerapkan praktik keamanan dasar.
  • Transparansi saat insiden terjadi — seperti yang dilakukan Netmarble dengan pengumuman resmi — penting untuk menjaga kepercayaan pengguna.

Kebocoran data yang dialami Netmarble — memengaruhi 6,1 juta pengguna dan data sejumlah karyawan/afiliasi — menjadi peringatan serius tentang kompleksitas dan bahaya di dunia digital dan game online.

Meskipun Netmarble memastikan bahwa data paling sensitif tidak terpengaruh, ekspos data pengguna seperti nama, tanggal lahir, email, dan bahkan kata sandi (meskipun terenkripsi) tetap membawa risiko signifikan bagi keamanan individu.

Bagi pengguna: sangat penting untuk segera melakukan tindakan pencegahan — mengganti kata sandi, meningkatkan keamanan akun, dan waspada terhadap potensi penyalahgunaan data. Bagi industri game: kejadian ini menegaskan bahwa keamanan data dan protokol proteksi harus menjadi fondasi utama, bukan sekadar tambahan.

Semoga insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak — perusahaan game, pengguna, dan regulator — agar dunia digital makin aman dan terlindungi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *