Kanker Usus Besar Kini “Mengintai” Usia 20-an — Kenali 5 Gejala Wajib Waspadai
Beritadunia.id – Kanker Usus Besar (kanker kolorektal) selama ini sering dikaitkan dengan usia lanjut. Namun tren epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ini mulai menyerang usia muda — termasuk orang berusia 20-an. Karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala peringatan sejak dini agar diagnosis bisa lebih cepat dilakukan.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antara periode 1999–2020 kasus kanker kolorektal pada usia 20–24 tahun meningkat hingga 185 persen. Sementara pada remaja usia 15–19 tahun peningkatannya bahkan mencapai 333 persen. Organisasi kesehatan global juga mencatat bahwa pada 2020, kematian akibat kanker usus besar mencapai lebih dari 930.000 jiwa dunia — menunjukkan bahwa kanker ini tetap menjadi ancaman serius, meski kini mulai menyerang usia muda.
Seorang ahli gastroenterologi di California, Dr. Saurabh Sethi, menekankan bahwa ada lima gejala peringatan yang “tak boleh diabaikan” — terutama bila dialami oleh mereka dalam usia muda.
5 Gejala Kanker Usus Besar yang Wajib Diwaspadai
1. BAB Berdarah
Salah satu tanda paling klasik: adanya darah saat buang air besar. Jika Anda melihat darah di feses, tisu toilet, atau mangkuk toilet — baik merah segar atau gelap — jangan remehkan. Ini bisa menjadi indikasi bahwa ada perdarahan dalam saluran pencernaan, termasuk kemungkinan tumor di usus besar.
2. Perubahan Bentuk dan Ukuran Feses
Perubahan pola tinja — terutama jika tinja menjadi lebih tipis atau bentuknya berbeda dari biasanya — bisa menandakan penyempitan saluran usus akibat pertumbuhan abnormal. Jika ini berlangsung terus dalam waktu lama, penting untuk segera konsultasi medis.
3. Sakit Perut Kronis
Nyeri perut, kram, kembung, atau merasa tidak nyaman di bagian perut secara terus-menerus bisa jadi pertanda. Jika keluhan pencernaan terus berlangsung, bahkan setelah obat pereda biasa, gejala ini tidak boleh langsung dianggap remeh.
4. Kelelahan & Anemia tanpa Sebab Jelas
Sering merasa lelah, lesu, atau penurunan stamina tanpa penyebab yang jelas bisa jadi pertanda bahwa tubuh mengalami defisiensi darah — misalnya akibat pendarahan internal yang perlahan. Tumor di usus besar kadang berdarah diam-diam, sehingga anemia bisa berkembang tanpa disadari.
5. Perubahan Pola Buang Air Besar & Gejala Pencernaan Lainnya
Selain perubahan bentuk tinja, perubahan pola BAB — seperti diare atau sembelit yang berlangsung lebih dari beberapa minggu — juga termasuk gejala waspada. Ditambah dengan gejala seperti perasaan bahwa usus belum benar-benar kosong (tenesmus), kembung, atau penurunan berat badan tanpa sebab — semua ini layak mendapatkan perhatian medis.
Mengapa Kanker Usus Bisa Muncul di Usia Muda
Kanker usus besar tidak lagi identik dengan orang lanjut usia. Beberapa faktor berkontribusi terhadap munculnya kanker ini pada orang relatif muda, antara lain:
- Gaya hidup: pola makan tinggi makanan olahan, rendah serat, konsumsi daging merah/olah-olahan, kurang gerak — semua ini meningkatkan risiko.
- Riwayat keluarga atau faktor genetik: ada kalanya kanker kolorektal terjadi karena adanya mutasi atau riwayat penyakit dalam keluarga.
- Perubahan pola hidup modern: kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, stres — yang dijumpai banyak pada generasi muda.
Menurut pengamatan di Indonesia, tren ini diperkuat: dokter memperingatkan bahwa kini tak sedikit penderita kanker usus berusia di bawah 40 tahun. Bahkan kasus pada usia 20-an mulai muncul.
Pentingnya Deteksi Dini & Skrining Teratur
Salah satu tantangan besar pada kanker usus besar adalah banyak kasus tidak menunjukkan gejala jelas pada tahap awal. Artinya: bisa ada pertumbuhan tumor atau polip yang berkembang tanpa disadari — dan baru terdeteksi ketika sudah stadium lanjut.
Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki faktor risiko — misalnya, riwayat keluarga, pola makan kurang sehat, atau gejala awal seperti yang disebutkan — sangat disarankan untuk melakukan skrining: konsultasi dokter, kolonoskopi, atau pemeriksaan tinja bila perlu.
Deteksi dini secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan, memperbesar kemungkinan sembuh, serta menurunkan risiko komplikasi atau penyebaran ke organ lain.
Tindakan Pencegahan: Gaya Hidup & Kesadaran Dini
Mengingat meningkatnya risiko kanker usus pada usia muda, ada beberapa langkah yang dapat membantu menurunkan kemungkinan terkena — atau mendeteksi lebih awal:
- Konsumsi makanan tinggi serat: sayur, buah, gandum utuh — kurangi daging merah/ olahan dan makanan ultra-proses jika memungkinkan.
- Rutin berolahraga dan tetap aktif secara fisik — hindari gaya hidup terlalu sedentari.
- Perhatikan pola BAB dan fungsi pencernaan: amati jika ada perubahan bentuk feses, frekuensi, atau gejala lain seperti darah atau nyeri perut.
- Bila ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau faktor risiko lain — konsultasikan ke dokter untuk skrining lebih awal.
- Peka terhadap sinyal tubuh: kelelahan terus-menerus, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, atau gejala pencernaan yang tidak wajar — jangan diabaikan.
Kesimpulan
Kanker usus besar sudah tidak bisa lagi dianggap penyakit “orang tua saja.” Tren global dan nasional menunjukkan kenaikan signifikan kasus pada usia muda — termasuk 20-an. Sadarilah lima gejala peringatan utama: BAB berdarah, perubahan feses, sakit perut kronis, kelelahan/anemia, dan perubahan pola BAB/penurunan berat badan.
Deteksi dini dan gaya hidup sehat menjadi dua kunci penting: dengan keduanya, risiko bisa dikurangi dan peluang sembuh dapat meningkat. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala-gejala di atas — jangan ragu segera konsultasi ke dokter.

